Sabtu, 28 April 2012

KUMPULAN SAJAK Blues untuk Bonnie- karya WS Rendra


  KUPANGGIL NAMAMU

Sambil menyebrangi sepi kupanggil namamu, wanitaku.
Apakah kau tak mendengarku?
Malam yang berkeluh kesah memeluk jiwaku
yang payah yang resah kerna memberontak terhadap rumah
memberontak terhadap adat yang latah dan akhirnya tergoda cakrawala.
Sia-sia kucari pancaran sinar matamu.
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu yang kini sudah kulupa
Sia-sia.Tak ada yang bisa kujangkau.
Sempurnalah kesepianku.
Angin pemberontakan menyerang langit dan bumi.
Dan dua belas ekor serigala muncul dari masa silam
merobek-robek hatiku yang celaka.
Berulang kali kupanggil namamu Di manakah engkau, wanitaku?
Apakah engkau juga menjadi masa silamku?
Kupanggil namamu.Kupanggil namamu.
Kerna engkau rumah di lembah.Dan Tuhan?Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sediakala
hanya memedulikan hal yang besar saja.
Seribu jari dari masa silam menuding kepadaku.
Tidak.Aku tidak bisa kembali.
Sambil terus memanggili namamu
amarah pemberontakanku yang suci bangkit dengan perkasa malam ini dan menghamburkan diri ke cakrawala yang sebagai gadis telanjang membukakan diri padaku.Penuh. Dan perawan.
Keheningan sesudah itu sebagai telaga besar yang beku dan aku pun beku di tepinya.
Wajahku. Lihatlah, wajahku.Terkaca di keheningan.
Berdarah dan luka-luka dicakar masa silamku.
Hidupku dan hidupmu tidak berubah karenanya. 
Masing-masing punya cakrawala berbeda.
Masing-masing punya teka-teki sendiri yang berulang kali mengganyangnya.
 
Blues untuk Bonnie- WS Rendra

NYANYIAN DUNIAWI
Ketika bulan tidur di kasur tua gadis itu kucumbu di kebun mangga.
Hatinya liar dan birahi lapar dahaga ia injak dengan kakinya.
Di dalam kemelaratan kami berjamahan.
Di dalam remang-remang dan bayang-bayang menderu gairah pemebrontakan kami.
Dan gelaknya yang angkuh membuat hatiku gembira.
Di dalam bayangan pohon-pohon tubuhnya bercahaya bagaikan kijang kencana.
Susunya belum selesai tumbuh bagai buah setengah matang.
Bau tubuhnya murni bagaikan bau rumputan.
Kudekap ia bagai kudekap hidup dan matiku.
Dan nafasnya yang cepat ia bisikkan ke telingaku.
Betapa ia kagum pada bianglala yang muncul dari mata terpejam.
Maka para leluhur yang purba muncul dari pusat kegelapan
 datang mendekat dengan pakaian compang-camping dan mereka berjongkok menonton kami.
 
NYANYIAN SUTO UNTUK FATIMA
Dua puluh tiga matahari bangkit dari pundakmu.
Tubuhmu menguapkan bau tanah dan menyalalah sukmaku.
Langit bagai kain tetoron yang biru terbentang berkilat dan berkilauan menantang jendela kalbu yang berduka cita 
Rohku dan rohmu bagaikan proton dan elektron bergolakbergolakdi bawah dua puluh tiga matahari.
Dua puluh tiga mataharimembakar dukacitaku.
 
NYANYIAN FATIMA UNTUK SUTO
Kelambu ranjangku tersingkap di bantal berenda tergolek nasibku.
Apabila firmanmu terucap masuklah kalbuku ke dalam kalbumu.
Sedu sedan mengetuk tingkapku dari bumi di bawah rumpun mawar.
Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu tapi hidup bukanlah tawar menawar.

 
BLUES UNTUK BONNIE
Kota Bostron lusuh dan layu kerna angin santer, udara jelek,dan malam larut yang celaka.
Di dalam café itu seorang penyanyi Negro tua bergitar dan bernyanyi.
Hampir-hampir tanpa penonton.
Cuma tujuh pasang laki dan wanita berdusta dan bercintaan di dalam gelap mengepulkan asap rokok kelabu, seperti tungku-tungku yang menjengkelkan.Ia bernyanyi.Suaranya dalam.Lagu dan kata ia kawinkanLagu beranak seratus makna.
Georgia. 
Georgia yang jauh. Di sana gubug-gubug kaum Negro.Atap-atap yang bocor.
Cacing tanah dan pellagra Georgia yang jauh disebut dalam nyanyinya.
Orang-orang berhenti bicara.Dalam café tak ada suara.
Kecuali angin menggetarkan kaca jendela.
Georgia. Dengan mata terpejam si Negro menegur sepi.
Dan sepi menjawab dengan sebuah tendangan jitu tepat di perutnya.
Maka dalam blingsatan ia bertingkah bagai gorilla.
Gorilla tua yang bongkok meraung-raung. Sembari jari-jari galak di gitarnyamencakar dan mencakarmenggaruki rasa gatal di sukmanya.
Georgia.Tak ada lagi tamu baru.Udara di luar jekut.
Anginnya tambah santer.
Dan di hotel`menunggu ranjang yang dingin.
Serentak dilihat muka majikan café jadi kecutlantaran malam yang bangkrutNegro itu menengadah.Lehernya tegang.Matanya kering dan merahmenatap ke surga.Dan surga.melemparkan sebuah jalayang menyergap tubuhnyaBagai ikan hitamia menggelepar dalam jalaJumpalitandan sia-sia.Marahterhinadan sia-sia.Angin bertalu-talu di alun-alun Boston.Bersuit-suit di menara gereja-gereja.Sehingga malam koyak moyak.Si Negro menghentakkan kakinyaMenyanyikan kutuk dan serapah.Giginya putih berkilatanmeringis dalam dendam.Bagai batu lumutanwajahnya kotor, basah dan tuaMaka waktu bagaikan air bahmelanda sukmanya yang lelah.Sedang di tengah-tengah itu semuaia rasakan sentakan yang hebatpada kakinya.Kagethampir-hampir tak percayaia merasaencok yang pertamamenyerang lututnya.Menuruti adat pertunjukandengan kalem ia menahan kaget.Pelan-pelan duduk di kursiSeperti guci retakdi toko tukang loak.Baru setelah menarik napas panjangia kembali bernyanyi.
  Georgia.Georgia yang jauh disebut dalam nyanyinya.Istrinya masih di sanasetia tapi meranaAnak-anak Negro bermain di selokantak krasan sekolah.Yang tua-tua jadi pemabuk dan pembualbanyak hutangnya.Dan di hari Minggumereka pergi ke gereja yang khusus untuk NegroDi sana bernyanyiterpesona pada harapan akheratkerna di dunia mereka tak berdaya.Georgia.Lumpur yang lekat di sepatu.Gubug-gubug yang kurang jendela.Duka dan duniasama-sama telah tuaSorga dan nerakakeduanya usang pula.Dan Georgia?Ya, TuhanSetelah begitu jauh melarikan diri,masih juga Georgia menguntitnya
 
Blues untuk Bonnie- WS Rendra

RICK DARI CORONA
(Di Queenz Plazadi stasion trem bawah tanahada tulisan di satu temboknya:“Rick dari Corona telah di sini.Di mana engkau, Betsy?”)Ya.Rick dari Corona telah di sini.Di mana engkau, Betsy?- Akulah BetsyIni aku di sini.Betsy Wong dari Jamaica.Kakek buyutku dari Hongkong.Suamiku penjaga elevatorPedro Gonzales dari Puertoricosuka mabuk dan suka berdusta.Kalau ingin ketemu, telepon saja aku.Pagi hari aku kerja di pabrik rotiSelasa dan Kamis soreaku miliknya Mickey Ragolskysi kakek Polandiayang membayar sewa kamarku.Cobalah telpon hari Rabu.Jangan kuatirkan suamiku.Ia akan pura-pura tak tahu.O, ya, sebelum lupa:dua puluh dollar ongkosnya.Betsyku bersih dan putih sekalilunak dan halus bagaikan karet busa.Rambutnya mewah tergeraibagai berkas benang-benang rayon warna emas.Dan kakinya sempurna.Singsat dan licinbagaikan ikan salmon(Rick dari Coronadi perut kota New Yorkmemandang kanan kirisambil minum jeruk soda)Betsy.Di mana engkau, Betsy?- Ini, Betsy Hudson di sini.

aku merindukan alam hijautapi benci agraria.Aku percaya pada dongeng aneka ragamAku percaya pada benua Atlantis.Dan juga percaya bahwa hidup di bulanlebih baik dari hidup di bumi.Pada politik aku tak percaya.Namaku Betsy.Memang.Tapi kita tak mungkin ketemuSiang hari aku kerja jadi akuntan.Malam hari aku suka nulis buku harian.Untuk merias dirimemelihara rambut dan kukutelah pula memakan waktu.Namaku Betsy.CantikAku suka telanjang di depan kaca.Aku benci lelaki.(Dengan mobil sport dari InggrisRick dari Coronamengitari kota New Yorkberkacamata hitam sekali.Melanggar aturan lalu lintasia disetop polisisambil masih mimpi siang hari)Betsy gemerlapan bagai lampu-lampu Broadway.Betsy terbang dengan indah.Bau minyak wanginya menidurkan New YorkDan selalu sesudah ituaku diselimutinyadengan selimut katunyang ditenunnya sendiriBetsy, di mana engkau, Betsy.- Di sini, bodoh!Kau selalu tak mendengarkan aku, Ricky!Kau selalu menciptakan kekusutan.Sepatu tak pernah kauletakkan pada raknya.Selalu kau pakai dasi yang kacau warnanya.Berapa kali pula kau kuperingatkankalau tidur jangan mendengkur.Itu barbar.Dan Ricky!Kau harus belajar makan sup yang lebih sopan!
Hallo. Hallo.Di sini Rick dari Corona.Dan Betsy juga di sini…Hallo, Dokter.Kami harus disuntik sekarang juga.Kami kena rajasinga.

PESAN PENCOPET PADA PACARNYA
Sitti,kini aku makin ngerti keadaanmu.Tak’kan lagi aku membujukmuuntuk nikah padakudan lari dari lelaki yang melamarmu.(Lelawa terbang berkejarantandanya hari jadi sore.Aku berjanjidi kamar manditubuhku yang elok bersih kucuci.O, abang, kekasihkukutunggu kau di tikunganberbaju rendaberkain biru).Nasibmu sudah lumayan.Dari babu jadi selir kepala jawatan.Apalagi?Nikah padaku merusak keberuntungan.masa depanku terang repot.Sebagai copet nasibku untung-untungan.Ini bukan ngesah.Tapi aku memang bukan bapak yang baikuntuk bayi yang lagi kaukandung.(Lelawa terbang berkejarantandanya hari jadi sore.mentari nggeloyor muntah di lautmabuk napas orang Jakarta.O, angin.O, abang.Sarapku sudah gemetarmenanti lidahmu‘njilati tubuhku)Cintamu padaku tak pernah kusangsikan.tapi cinta Cuma nomor dua.nomor satu carilah keselamatan.Hati kita mesti iklasberjuang untuk masa depan anakmu.Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu.Kuraslah hartanya.Supaya hidupmu nanti sentosa.Sebagai kepala jawatan lelaki normalsuka disogok dan suka korupsi.
  Bila ia ganti kautipuitu sudah jamaknya.Maling menipu maling itu biasa.Lagipuladi masyarakat maling kehormatan cuma gincu.Yang utama kelicinan.nomor dua keberanian.Nomor tiga Keuletan.Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta.Inilah ilmu hidup masyarakat maling.Jadi janganlah ragu-ragu.Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu.(Lelawa terbang berkejarantandanya hari jadi soreHari ini kamu mesti kulewatkankerna lelakiku telah tiba.Malam inibadut yang tolol bakal main acrobatdi dalam ranjangku).Usahakan selalu menanjak kedudukanmu.Usahakan kenal satu mentridan usahakan jadi selirnya.Sambil jadi selir mentritetaplah jadi selir lelaki yang lama.Kalau ia menolak kaurangkapsebagaimana ia telah merangkapmu dengan istrinyaitu berarti ia tak tahu diri.Lalu depak saja dia.Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikanasal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknyaIni selalu akan menarik seorang mentriNgomongmu ngawur tak jadi apaasal bersemangat, tegas dan penuh keyakinan.Kerna begitulah cermin seorang mentri.(Lelawa terbang berkejarantandanya hari jadi sore.kenanganku melayang ke saat itudi tengah asyik nonton pawaikau meremas pantatkudemikianlah kita lalu berkenalanialah setelah kutendang kakimu.Dan sekarang setiap sorebagaikan pisang yang ranumaku rindu tanganmuuntuk mengupasku)
Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti.Siang malam jagalah ia.Kemungkinan besar ia lelaki.Ajarlah berkelahidan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang.Jangan boleh menilai orang dari wataknya.Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan.kawan bisa baik sementaraSedang lawan selamanya jahat nilainya.ia harus diganyang sampai sirna.Inilah hakekat ilmu selamat.Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi.Jangan boleh ia nanti jadi professor atau guru.Itu celaka, uangnya tak ada.Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentarasuapaya tak usah beli beraskerna dapat dari Negara.Dan dengan pakaian seragamdinas atau tak dinashaknya selalu utama.Bila ia nanti fasih merayu seperti kamudan wataknya licik seperti saya – nah!ini kombinasi sempurna.Artinya ia berbakat masuk politik.Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen.Atau bahkan jadi mentri.Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta(Lelawa terbang berkejarantandanya hari jadi sore.Oplet-oplet memasang lampu.Perempuan-perempuan memasang gincuDan, abang, pesankan padakudi mana kita bakal ketemu)
  Orang-orang tetap tidak beranjak.Wajah mereka basah.Rambut mereka basah.Seluruh tubuh mereka basah.Keringat berkucuran di lantaikerna udara yang panasdan kesengsaraan mereka yang tegang.Bau busuk luar biasa.Dan pertanyaan-pertanyaan mereka pun berbau busuk juga.“Saudara-saudaraku, para anak bapak disorga.Inilah khotbahku.Ialah khotbahku yang pertama.Hidup memang berat.Gelap dan beratkesengsaraan banyak jumlahnya.Maka dalam hal inikebijaksanaan hidup adalah ra-ra-ra.Ra-ra-ra, hum-pa-pa, ra-ra-ra.Tengoklah kebijaksanaan kadalmahluk Tuhan yang juga dicintaiNya.Meniaraplah ke bumi.Kerna, lihatlah:Sukmaku terjepit di antara batu-batu.Hijau.Lumutan.Sebagai kadal ra-ra-ra.sebagai ketonggeng hum-pa-pa.”Orang-orang serentak bersuara:Ra-ra-ra. Hum-pa-pa.Dengan gemuruh bersuara seluruh isi gereja.Ra-ra-ra. Hum-pa-pa.“Kepada kaum lelaki yang suka senapanyang memasang panji-panji kebenaran di mata bayonetnyaaku minta dicamkanbahwa lu-lu-lu, la-li-lo-lu.Angkatlah hidungmu tinggi-tinggiagar tak kau lihat siapa kaupijak.Kerna begitulah li-li-li, la-li-lo-lu.Bersihkan darah dari tanganmuagar aku tak gemetarlalu kita bisa duduk minum tehsambil ngomong tentang derita masyarakatatau hakekat hidup dan mati.Hidup penuh sengsara dan dosa.Hidup adalah tipu muslihat.La-la-la. la-li-lo-lu.
 
Jadi marilah kita tembak matahari.Kita bidik setepat-tepatnya.”Dengan gembira orang-orang menyambut bersama:La-la-la. la-li-lo-lu.Mereka berdiri. Menghentakkan kaki ke lantai.Berderap serentak dan seirama.Suara mereka bersatu:La-la-la., li-li-li, la-li-lo-lu.Hanyut dalam persatuan yang kuatmereka berteriak bersamapersis dan seirama:La-la-la, li-li-li, la-li-lo-lu.“Maka kini kita telah hidup kembali.Darah terasa mengalir dengan derasnya.Di kepala. Dan di bagian tubuh lainnya.Lihatlah. oleh hidup jari-jariku gemetar.Darah itu bong-bong-bongDarah hidup bang-bing-bong.Darah hidup bersama bang-bing-bongHidup beramai-ramai.Darah bergaul dengan darah.Bong-bong-bong. Ban-bing-bong.”Orang-orang meledakkan gairah hidupnya.Mereka berdiri di atas bangku-bangku gereja.Berderap-derap dengan kaki mereka.genta-genta, orgel, daun-daun pintu, kaca-kaca jendela,semua dipalu dan dibunyikan.Dalam satu iraman.Diiringi sorak gembira:Bong-bong-bong. Bang-bing-bongCinta harus kita muliakan.Cinta di belukar.Cinta di toko Arab.Cinta di belakang halaman gereja.Cinta itu persatuan dalam tra-la-laTra-la-la. La-la-la. Tra-la-la.Sebagai rumputankita harus berkembang biakdalam persatuan dan cinta.Marilah kita melumatkan diri.Marilah kita bernaung di bawah rumputan.Sebagaimana pedoman kita:“Tral-la-la. La-la-la. Tra-la-la.”Seluruh isi gereja gemuruh.
  Mereka mulai menari. Mengikuti satu irama.Mereka saling menggosok-gosokkan tubuh mereka.Lelaki dengan wanita. Lelaki dengan lelaki.Wanita dengan wanita. Saling menggosok-gosokkan tubuhnya.Dan ada juga yang menggosok-gosokkan tubuhnya ke tembok gereja.Dan dengan suara menggigil yang ganjilmereka melengking dengan serempak.Tra-la-la. La-la-la. Tra-la-la.“Melewati Nabi Musa yang keramatTuhan telah berkata:Jangan engkau mencuri.Pegawai kecil jangan mencuri tulang-tulang ayam goreng.Para pembesar jangan mencuri bensin.Dan gadis jangan mencuri perawannya sendiriTentu, bahwa mencuri dan mencuri ada bedanya.Artinya: Cha-cha-cha, cha-cha-cha.Semua barang dari Tuhan.Harus dibagi bersama.Semua milik semua.Semua untuk semua.Kita harus bersatu. Kita untuk kita.Cha-cha-cha, cha-cha-cha.Inilah pedomannya.”Sebagai binatang orang-orang bersorak:Grrr-grrr-hura. Hura.Cha-cha-cha. Cha-cha-cha.Mereka copoti daun-daun jendela.Mereka ambil semua isi gerejaCandelabra-candelabra. Tirai-tirai. Permadani-permadani.Barang-barang perak. Dan patung-patung berhiaskan permata.Cha-cha-cha, begitu nyanyi merekaCha-cha-cha, berulang-ulang diserukan.Seluruh gereja rontok.Cha-cha-cha.Binatang-binatang yang basah berkeringat dan deras napasnyaberlarian kian ke mari.Cha-cha-cha. Cha-cha-cha.Lalu tiba-tiba terdengar lengking jerit perempuan tua“Aku lapar. Lapaar. Lapaaar.”Tiba-tiba semua juga merasa laparMata mereka menyala.Dan mereka tetap bersuara cha-cha-cha.Sebab sudah mulai laparmarilah kita bubaran.Ayo, bubar. Semua berhenti.”
 
BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA
Pelacur-pelacur kota Jakartadari kelas tinggi dan kelas rendahtelah diganyangtelah diharu-biru.Mereka kecutkederterhina dan tersipu-sipu.Sesalkan mana yang mesti kausesalkan.Tapi jangan kau kelewat putus asa.Dan kaurelakan dirimu dibikin korban.Wahai, pelacur-pelacur kota JakartaSekarang bangkitlah.Sanggul kembali rambutmuKerna setelah menyesaldatanglah kini giliranmubukan untuk membela diri melulutapi untuk melancarkan serangan.Kerna:Sesalkan mana yang mesti kausesalkantapi jangan kau rela dibikin korban.Sarinah.katakan pada merekabagaimana kau dipanggil ke kantor mentribagaimana ia bicara panjang lebar kepadamutentang perjuangan nusa bangsadan tiba-tiba tanpa ujung pangkalia sebut kau inspirasi revolusisambil ia buka kutangmu.Dan kau, DasimaKabarkan pada rakyatbagaimana para pemimpin revolusisecara bergiliran memelukmubicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusisambil celana basahdan tubuhnya lemasterkapai di sampingmuOtotnya keburu tak berdaya.Politisi dan pegawai tinggiadalah caluk yang rapi.Konggres-konggres dan konperensitak pernah berjalan tanpa kalian.
 
Kalian tak pernah bias bilang “tidak”lantaran kelaparan yang menakutkankemiskinan yang mengekangdan telah lama sia-sia cari kerja.Ijasah sekolah tanpa guna.Para kepala jawatanakan membuka kesempatankalau kau membuka paha.Sedang di luar pemerintahanperusahan-perusahaan macetlapangan kerja tak ada….Revolusi para pemimpindalah revolusi dewa-dewa.Mereka berjuang untuk surgadan tidak untuk bumi.Revolusi dewa-dewatak pernah menghasilkanlebih banyak lapangan kerjabagi rakyatnya.Kalian adalah sebagian pengangguryang mereka ciptakan.Namunsesalkan mana yang mesti kausesalkantapi jangan kau klewat putus asadan kau rela dibikin korban.Pelacur-pelacur kota Jakarta.berhentilah tersipu-sipu.ketika kubaca di Koranbagaimana badut-badut mengganyang kalianmenuduh kalian sumber bencana Negaraaku jadi murkaKalian adalah temanku.Ini tak bias dibiarkan.Astaga.Mulut-mulut badut.Mulut-mulut yang latahBahkan sex mereka perpolitikan.Saudari-saudariku.Membubarkan kaliantidak semudah membubarkan partai politik.Mereka harus beri kalian kerja.Mereka harus pulihkan derajat kalian.Mereka harus ikut memikul kesalahan.Saudari-saudariku. Bersatulah.Ambillah galah.Kibarkan kutang-kutangmu di ujungnya.
Araklah keliling kotasebagai panji-panji yang telah mereka nodaiKini giliranmu menuntut.Katakanlah pada mereka;menganjurkan mengganyang pelacurantanpa menganjurkanmengawini para bekas pelacuradalah omong kosong.Pelacur-pelacur kota Jakarta.Saudari-saudariku.Jangan melulu keder pada lelakiDengan mudahkalian bisa telanjangi kaum palsu.naikkan taripmu dua kalidan mereka akan kelabakan.Mogoklah satu bulandan mereka akan puyenglalu mereka akan berjinadengan istri saudaranya
 


Blues untuk Bonnie- WS Rendra
KESAKSIAN TAHUN 1967
Dunia yang akan kita bina adalah dunia bajakaca dan tambang-tambang yang menderu.Bumi bakal tidak lagi perawan,tergarap dan terbukasebagai lonte yang merdeka.Mimpi yang kita kejar, mimpi platina berkilatan.Dunia yang kita injak, dunia kemelaratan.Keadaan yang menyekap kita, rahang serigala yang menganga.Nasib kita melayang seperti awan.Menantang dan menertawakan kita,menjadi kabut dalam tidur malam,menjadi surya dalam kerja siangnya.Kita akan mati dalam teka-teki nasib inidengan tangan-tangan yang angkuh dan terkepalTangan-tangan yang memberontak dan bekerja.Tangan-tangan yang mengoyak sampul keramatdan membuka lipatan surat suciyang tulisannya ruwet tak bisa dibaca
 
Blues untuk Bonnie- WS Rendra

PEMANDANGAN SENJAKALA
Senja yang basah meredakan hutan yang terbakar.Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua.Bau mesiu di udara. Bau mayat. Bau kotoran kuda.Sekelompok anjing liarmemakan beratustibu tubuh manusiayang mati dan yang setengah mati.Dan di antara kayu-kayu hutan yang hangusgenangan darah menjadi satu danau.Luas dan tenang. Agak jingga merahnya.Dua puluh malaekat turun dari sorgamensucikan yang sedang sekarattapi di bumi mereka disergap kelelawar-kelelawar raksasayang selalu memperkosa mereka.Angin yang sejuk bertiup sepoi-sepoi basahmenggerakkan rambut mayat-mayatmembuat lingkaran-lingkaran di permukaan danau darahdan menggairahkan syahwat para malaekat dan kelelawar.Ya, saudara-saudaraku,aku tahu inilah pemandangan yang memuaskan hatimukerna begitu asyik kau telah menciptakannya.

Tidak ada komentar:

filter: alpha(opacity=100); -moz-opacity: 1.0; opacity: 0.6; -khtml-opacity: 0.0; - See more at: http://langkah2membuatblog.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-background-blog-sendiri.html#sthash.1OO2GH7H.dpuf