Minggu, 01 Desember 2019

saat-saat begini aku ingin bersamamu Ibu

sudah aku pulang padamu
menemui hari-hari gempa pada empuk pangkuan itu.
entah hari-hari kita nanti mungkin masih sebegini saja
satu hari, satu minggu atau beberapa minggu lagi
kita akan sering-sering terkejut karna gaya geser bumi di bawah kita
tapi berusaha menjadi lelaki kekar dihadapan wajahmu yang cemas
aku ingin bisa lakukan segalanya.

LAUTAN LUPA

Di Lautmu Ibu.
Bila kau belah jadi dua
Maka mengendap disana dusta yang melava.
Dusta kapal-kapal ikan berbendera Indonesia tapi berawak Australia.
Yang bemuka nelayan tapi dikompasi Jakarta
Yang diambil dasarnya tapi dihitung permukaannya.

Dilautmu Ibu.
Telah tenggelam cinta pada pertiwi karena kau hitung kami sebesar luas daratan saja.
Semetara lutan hanya menyambung pulau-pulau korupsi, pulau-pulau kolusi. Pulau-pulau yang keropos terhianati dirasuki anakmu yang lainnya di Jakarta.

Kalau kau sobek dalam pada baktiku
Tak sejengkal cinta yang kutinggalkan menjadi lapuk.
Aku sebagaimana sagu yang tak tersisa setiap segalanya.
Tapi sebagaimana sagu. Akulah yang kering ditengah sawah. Karena melalui lautan kau hujani padi dengan penanamnya.
Kau lupa Ibu..
Lautan adalah kami yang dijadikan dia sebagai alat mengkhianati.

Di Lautmu Ibu.
Segala lupa yang menyakitkan kau berikan. Sudah itu kau pinta kami membangkitkan.


Ibu. Dilautmu kau buang aku tak menentu.
Maka sebagai pembuangan. Telah kubangkitakn negara ini dalam hatiku sementara dulu.
filter: alpha(opacity=100); -moz-opacity: 1.0; opacity: 0.6; -khtml-opacity: 0.0; - See more at: http://langkah2membuatblog.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-background-blog-sendiri.html#sthash.1OO2GH7H.dpuf