Sudah aku tergerus di
keningmu
Melebur dalam mata lalu
lenyap jadi satu diperasaanmu
Di ubunmu, ada bau
nafasku yang mengartefak
Ketika kau nikmati
asmara yang melengahkanmu
Tapi Tuhan telah
menjadi dua pada malam dimana kau dan aku menatap kota kita yang jauh
Sementara pagi terus
menggerayangi langit dengan caranya
Aku dan kau bergerilya
dengan tanya yang mempragmitasi aku dan kau menjadi aku atau kau.
Sementara itu Tuhan
semakin jelas menjadi dua
Kita masih terus
membeli cinta dengan kesepakatan demi kesepakatan
Ah.. kenapa tidak Tuhan
saja yang berkonfrontasi menjadi satu
Atau haruskah cinta
kita menjadi yang terlaknat dimata hati?
Tapi Tuhan yang masih
jelas telah menjadi dua
Menugaskan kau
berjiarah kepada lupa.
Dan aku sedang
berstigma dengan tapa.
Menunggu dosa menjadi
pahala atau Tuhan melebur jadi satu.