ASAL
USUL SEJARAH TERJADINNYA TEATER
teater
atau drama terlahir dari sifat dasar manusia yang mengikuti gerak gerik hewan
atau sesama, sejak saman purba teater atau drama sudah ada dimana orang orang
pada zaman ter sebut selau mengadakan ritual sebelum berburuh mereka mengikuti
tinkah laku dan gerak gerik hewan buruan mereka seiring perkembangan zaman
gerak ter sebut di sisipkan lah dialog berupa mantra-mantra, lamakelamaan
mereka pun memperlengkapi diri mereka dengan properti berupa tanduk dan kulit
binatang untuk lebih meyempurnakan perannya sebagai binatang buruan atau
pemburuh hingga abad pertengahan teater hanya bisa dinikmati kalangan istana
karena dianggap sakral.
CARA MENBUAT NASKAH TEATER YANG BAIK
Membuat
naskah teater yang bagus, tentunya menjadi impian setiap penulis naskah teater,
tidak perduli apakah ia seorang senior, apa lagi seorang yunior. Untuk mencapai
taraf ini tidaklah mudah, karena anda harus melalui sekian prosedur atau
perjalanan observasi yang panjang misalnya dengan banyak membaca karya-karya
penulisan yang berbobot, observasi terhadap ragam kehidupan manusia dari
berbagai kasta, budaya dan bangsa dengan segala corak dan romantika
psikologinya. Ditambah lagi anda harus menguasai tehnik penulisan yang baik
serta penguasaan perbendaharaan kata yang cukup mumpuni. Semuanya itu
memerlukan proses pembelajaran. Jika anda berbakat, mudah-mudahan dalam waktu
yang tidak terlalu lama anda sudah bisa menjadi penulis yang patut
diperhitungkan Ada beberapa masukan yang mungkin berarti buat anda pada saat
menulis. diantaranya :1. Perhatikan hubungan logis yang membentang dari awal
cerita hingga akhir cerita. Jangan membuat arah perkembangan yang janggal,
apalagi dengan menyisipkan adegan2 yang tidak perlu yang bertujuan hanya
sekedar untuk membuat penonton tertarik, tertawa atau pun sekedar kagum, sebab
biasanya tanpa disadari hal itu merupakan racun yang dapat membunuh kebenaran
rangkaian keseluruhan cerita.2. Berusahalah merasakan emosi yang identik dengan
beragam tokoh yang sedang anda gambarkan. Jadi bila anda menggambarkan tokoh A
yang sedang marah, maka rasakanlah bagaimana rasa marahnya tokoh A tersebut
(tentunya dengan sebab musabab yang tepat), demikian pula rasakanlah bagaimana
emosional pada tokoh B yang menjadi obyek yang dimarahi. Demikian seterusnya. Karena
dengan demikian, maka anda akan secara otomatis tertuntun untuk menuliskan
ungkapan-ungkapan dialog dan gambaran tindakan yang masuk akal, bagi
tokoh-tokoh rekaan anda yang sedang melakukan adegan. Jangan seperti pada
kebanyakan adegan film, teater panggung dan sinetron Indonesia yang sebagian
'sangat' besar : Janggal !!3. Bayangkan dengan jelas gambaran tempat dan
situasi dimana anda menciptakan adegan antara para tokohnya agar anda lebih
bisa merasakan sensasi emosional yang menyertai para tokoh rekaan anda. Jangan
pelit untuk menambahkan rincian-rincian, walaupun nanti di dalam pementasannya
semuanya akan didiskusikan kembali dengan interpretasi sutradara.4. Jangan
membuat cerita menjadi terlalu variatif dengan berbagai plot karena hal itu
tidak berguna dan cenderung membuat alur cerita menjadi tidak menarik dan
membuat pusing para penonton.5. Utamakanlah untuk menggunakan kata-kata yang
lebih bersifat umum dan jangan terlalu mencari variasi kata-kata yang tidak
umum sehingga sulit untuk dimengerti (fenomena ini sering disalahartikan oleh
para penulis yang tidak paham sebagai pemahaman yang berarti :keren, atau
berkelas).Ingatlah pepatah yang mengatakan bahwa : "Seorang seniman sejati
bicara dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti" (Stanislavski
dalam buku : An Actor Prepares).6. Boleh saja membuat cerita yang bersifat
fiksi atau futuristik asal jangan lupa memberikan benang merah yang tidak
terputus dan tegas seperti di jelaskan pada semua point diatas.
ALIRAN ALIRAN DALAM DRAMA ATAU TEATER
ALIRAN ALIRAN DALAM DRAMA ATAU TEATER
Sebenarnya
aliran drama atau aliran teater terbentuk atau dibedakan klasifikasinya
sedemikian rupa di lihat dari ciri-ciri 'cara bermain' atau 'tipe akting' para
aktornya di dalam sebuah kelompok teater tertentu. Beberapa diantaranya adalah
:
1.
Aliran
representatif.
Aliran jenis ini adalah aliran drama
yang permainan aktingnya hanya menuruti 'warisan2' gaya berakting model lama.
Akting jenis ini lebih mementingkan penampilan fisik dan menomorduakan
penghayatan batin, bahkan sering kali perasaan tidak diperlukan sama sekali.
Misalnya dalam kelompok-kelompok teater klasik atau kelompok drama tradisional,
mereka bisa menyontohkan sepeti apa itu gatot Kaca, tetapi jiwanya belum
menjadi seorang Gatot Kaca. 'Peristiwa-peristiwa' yang dialami sang Gatot Kaca
pun nampaknya tidak menyentuh hati sang Gatot Kaca, kecuali ia hanya merespon
secara fisik dengan gerakan terlatih yang pastinya sudah dibakukan dari zaman
ke zaman dan hanya cukup disertai dengan gambaran-gambaran 'emosi palsu' yang
sangat bersifat konvensional (misalnya: Mengembangkan tangan di dada tanda
cinta, menggeram-geram sebagai tanda kemarahan, menggaruk-garuk kepala pada
saat-saat krisis, melangkah lebar-lebar untuk menunjukkan keperkasaan, dsb).
Aliran ini sering juga disebut dengan aliran konvensional. Yang kita hargai
dari upaya mereka adalah karena mereka merupakan 'koleksi' dari ragam budaya
bangsa.
2.
Aliran
presentatif.
Aliran ini mulai menggali
teori-teori mengenai seni berperan. Melakukan obervasi dan explorasi terutama
dari segi psikologis seorang aktor (dan sang tokoh peranan). Lalu mempelajari
bagaimana membangkitkan emosi seorang tokoh secara 'alamiah' dalam diri seorang
aktor dan selanjutnya mempelajari bagaimana mengutarakannya dalam bentuk
perwatakan yang artistik dan benar. Aliran ini terutama dikenal atau diperjelas
melalui apa yang disebut sebagai 'metode Stanislavski' di dalam latihan-latihan
seni berperan. Belakangan ini, semua unsur seni peran cenderung berkiblat
kepada metode ini dan metode ini pulalah yang sudah sekian lama selalu dipakai
oleh segenap aktor2 Hollywood , Hongkong dan sebagainya yang kualitasnya tentu
bisa anda nilai sendiri.
3.
Aliran
Absurd.
Aliran ini merupakan 'aliran
pemberontakan'. Dimana mereka tidak mau terikat dalam aturan2 permainan drama dan
bermain lepas sekedar mengikuti insting. Tetapi mereka lupa, bahwa insting
tidaklah bisa dikuasai tetapi hanya bisa 'didekati' (dan akhirnya bisa masuk
kedalamnya dengan cukup sempurna) justru melalui cara-cara seperti yang
dilakukan oleh akor2 presentatif. 'Kemerdekaan pada keterikatan' yang mereka
impikan justru dijerumuskan dengan cara-cara naif mereka sendiri yang tidak
paham tentang arti pentingnya teori dalam seni berperan, sehingga ketika pada
saat bermain, jika inspirasi sedang tidak berpihak kepada mereka, maka mereka
tidak memiliki apa-apa untuk bisa mengantarkan atau mengembalikan mereka pada
inspirasi pada saat terjadi gap atau 'kekosongan situasi'. Sebab kemerdekaan
yang mereka inginkan ternyata lebih merupakan wujud dari keterikatan yang sangat
menyiksa, yaitu keterikatan pada kenaifan yang mudah menggelincirkan.
Itulah secara singkat beberapa
ciri-ciri paling umum dan besar yang dikenal di dunia seni peran hingga saat
ini. Pada akhirnya, terserah kepada kemampuan seorang aktor untuk menilai
secara tepat dimanakah ia akan 'mengkelaskan' dirinya di dalam seni yang
mungkin paling kompleks ini.
PENGERTIAN DAN JENIS JENIS DRAMA
Drama adalah suatu aksi atau
perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang
dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah
sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran.
Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama
baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada
mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama
lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian,
kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan
lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi
Kandungan Cerita
:
1. Drama KomediDrama komedi adalah
drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama TragediDrama tragedi adalah
drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi KomediDrama
tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. OperaOpera adalah drama yang
mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / DagelanLelucon adalah
drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa
penonton.
6. Operet / OperetteOperet adalah opera
yang ceritanya lebih pendek.
7. PantomimPantomim adalah drama yang
ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. TablauTablau adalah drama yang mirip
pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah
pelakunya.
9. PassiePassie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
9. PassiePassie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
9. WayangWayang adalah drama yang
pemain dramanya adalah wayang.
10. Drama Tari Drama yang dibawakan
dalam bentuk tarian dan biasanya dialognya dalam bentuk nyanyian, bisa
bercerita tentang cerita pewayangan, legenda, kehidupan sehari hari ataupun
cerita lainnya.
CONTOH CONTOH NASKAH TEATER YANG TERKENAL
CONTOH CONTOH NASKAH TEATER YANG TERKENAL
TITIK
TITIK HITAM Drama Satu Babak1956 Karya: Nasyah Djamin
PINANGAN
Drama Komedi Satu Babak Karya Anton Chekov Saduran Suyatna Anirun
RADIASIKarya
: Wong Dolim
SANG
MANDOR Karya : Rahman ArgeSutradara: Heru subagiyoSupervisi: Eko “Ompong”
SantosaSusannah Day
PENGAGUM
BINTANG Karya : Dadi Reza Pujiadi
MONOLOG
SUNGAI KARYA: Teater Garasi
MAK
COMBLANG Adaptasi dari “ The Marriage “ Karya : Nikolai Gogol
LENA
TAK PULANG Karya : Muram Batubara
KISAH
CINTA DIHARI RABU karya: Anton Chekov
DUKUN
DUKUNAN karya: Puthut Buchori
DRAMA
REMAJA CALON ARANG Karya : Luthfi Rachman
BADAI
SEPANJANG MALAM Karya Max Arifin
Arus
Mimpi Perkotaan di Negara Bekas Jajahan Oleh: Primanto Nugroho
TIDAK
LAIN DAN TIDAK BUKAN! (sebuah monolog) Karya : Yunis Kartika
TAWUR
MUNYUK (PERANG MONYET) Oleh: Eko Ompong
SOROH
Oleh: Eko Ompong
SANDAL
JEPIT Karya : Herlina Syarifudin
SALAH
SMS Karya : Paulus PN Simangunsong
PADA
SUATU HARIKarya : Arifin C. Noor
NEGERI
ABG Karya Puthut Buchori
DEWI
MASYITOH Karya: Puthut Buchori
KEN
AROKSebuah Sandiwara dalam 14 Babak Oleh Saini K.M
JOKO
SEMPRUL Karya: Puthut Buchori
Parodi
MataramanJENG MENUL Tulisan : Puthut Buchori
AUUUUU….ANJING
Oleh: Eko Ompong
ARWAH-ARWAH
Karya: W.B. YeatsTejemahan Suyatna Anirun.
NINA
BOBO Karya: ROY AGUSTINUS
MENGGULUNG
LAYAR Karya: ANGGI VELENTINATA GOENADI
KONGRES
UNGGAS Karya: Apris
ANTING
Karya: Imran Laha
PADANG BULANKarya: Ucok Klasta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar