( gigantea )..
aku tulis ini, kala malam menusukku dengan dingin, dengan gelora rasa yang tak punah dalam hatiku. aku tulis ini serupa perpanjang kisah tentang cinta sepenuh hati. meski cinta itu merupakan suara-suara tak abadi, meski cinta itu adalah bayang-bayang perasaan yang selalu berbicara,, “Aku tak kuat untuk selamanya menduduki tahta cintamu”. Kisah cinta ini adalah cerita cinta yang tulus cerita cinta gagang leher dan mutiara kalung keikhlazan... “ Aku bisa mencintai walau hanya sebatas bermimpi saja. katanya”. Setiap kali hidup mengirimkan angin kedamaian untuk memberi benih cinta yang baru, cinta ini berkata “ tak ada cinta yang kuperlu, sebab cintaku telah habis dimakan ngengat rindu olehmu yang ku rindukan selain kematian, yang kupuja selain Tuhan, yang kujaga hatinya selain Ibuku, kaulah yang diantara warna-warna yang paling yang.”
Aku ingin bertemu...... suatu hari kataku...!!! maka aku hanya cukup menulis namamu di pasir pantai, lalu kuciumi sampai ombak mendeburkan suara “Ini sudah cukup”. Atau kupahatkan namamu di sudut-sudut bangku taman, lalu kurebahkan bahuku di situ hingga petang dan elang malam membopongku pulang..
Kau bukan Qais teman... kataku kepadaku. pernah..!!! aku marah, aku berontak.. sebab cinta ini adalah cintaku. bukan sebatas renungan atas sejarah cinta di masa lampau.. cinta ini adalah renungan buat kisah keikhlasan di ujung tak abadi dan klimaks yang tak jelas,, tapi punyaku sendiri dan kau, yang serupa la luna del calciateru, yang sewajah dengan purnama disetengah malam musim panas, kau. Yang hari ini tak mencintaiku, tapi suatu saat aku meyakini kau akan mencintaiku, aku meyakininya…!( gigantea )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar